Mali: Menelusuri Jejak Kejayaan dan Keindahan Afrika Barat

rangkuman pengetahuan umum tentang sejarah budaya ekonomi dan pariwisata

Rangkuman Pengetahuan Umum Tentang Negara Mali: Sejarah, Budaya, Ekonomi, dan Pariwisata

Pendahuluan: 

Mali, sebuah negara yang terletak di jantung Afrika Barat, membentang di sepanjang tepi sungai Niger dan mencakup beragam lanskap mulai dari gurun pasir Sahara hingga savana yang subur. Meskipun kadang terlupakan di peta pariwisata dunia, Mali menawarkan kekayaan sejarah, budaya, eknomi, dan keindahan alam yang menarik untuk dijelajahi.

Geografi dan Sistem Pemerintahan Mali:

Mali adalah negara yang terletak di Afrika Barat, berbatasan dengan Aljazair di utara, Niger di timur, Burkina Faso di selatan, Pantai Gading di barat daya, Guinea di barat laut, Senegal dan Mauritania di barat. Mali memiliki luas wilayah 1.240.192 kilometer persegi dan populasi sekitar 20,9 juta jiwa. Ibu kota Mali adalah Bamako dan Mata Uang yang digunakan adalah CFA Franc Afrika Barat.

Sebelumnya, Mali merupakan Negara Kesatuan, dengan Bentuk Pemerintahan Republik Konsitusional, dengan Sistem Pemerintahan Semi-presidensial, yang memiliki Presiden sebagai Kepala Negara, dan Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan. Presiden dipilih melalui pemilihan umum dengan masa jabatan 5 tahun dan dapat menjabat selama 2 periode jika terpilih kembali. Sedangkan Perdana Menteri dipilih langsung oleh Presiden. Namun, saat ini Mali sedang dipimpin oleh Junta Militer sejak tahun 2020.

jejak sejarah mali dari kerajaan besar hingga zaman modern
Arsitektur Tanah Khas Mali

Jejak Sejarah Mali: Dari Kerajaan Besar Hingga Zaman Modern

Mali, negara yang terletak di Afrika Barat, memiliki sejarah yang kaya dan membentang dari zaman kuno hingga era modern. Mengikuti jejak sejarah Mali membawa kita dalam perjalanan melintasi peradaban megah, pusat perdagangan yang sibuk, dan tantangan serta prestasi yang membentuk identitas negara ini. Berikut adalah gambaran singkat tentang perjalanan sejarah Mali yang menakjubkan:

Awal Sejarah Mali: Peradaban Kuno dan Kekayaan Sungai Niger: Sejarah Mali dimulai dengan jejak-jejak peradaban kuno yang berkembang di sekitar Sungai Niger. Sejak abad ke-3 Masehi, daerah ini menjadi pusat perdagangan yang ramai, dengan kota-kota seperti Djenné dan Timbuktu menjadi pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Kekayaan alam dan posisi geografis yang strategis membuat Mali menjadi tujuan utama para pedagang. Namun, jejak yang lebih jelas dimulai dengan Kerajaan Ghana, yang menguasai wilayah itu pada abad ke-6.

Kekaisaran Mali: Abad Ke-13 hingga Ke-16: Sejarah Mali dimulai dengan munculnya Kekaisaran Mali pada abad ke-13. Di bawah kepemimpinan Sundiata Keita, Mali tumbuh menjadi kekuatan perdagangan emas dan garam yang dominan di wilayah Afrika Barat

Kejayaan Kerajaan Mali: Mansa Musa dan Timbuktu: Puncak kejayaan sejarah Mali terjadi pada abad ke-14, ketika Kerajaan Mali menjadi salah satu kerajaan terbesar dan terkaya di dunia. Mansa Musa, penguasa Mali pada saat itu, terkenal karena kekayaannya yang luar biasa dan perjalanannya ke Mekah yang legendaris, membawa konvoi emas yang melimpah dan memberikan sumbangan yang luar biasa di sepanjang jalur perjalanannya. Timbuktu, selama periode ini, menjadi pusat ilmu pengetahuan dan perdagangan, menarik pelajar dan pedagang dari seluruh Afrika dan Timur Tengah.

Empire Songhai dan Pertemuan dengan Kekuatan Barat: Pada abad ke-15, Kerajaan Mali digantikan oleh Kesultanan Songhai, yang membentang di wilayah yang lebih luas di sepanjang Sungai Niger. Songhai menjadi pusat kekayaan dan kekuasaan baru di wilayah tersebut. Namun, pertemuan dengan kekuatan Barat, terutama Portugis dan Spanyol, membawa perubahan signifikan dalam dinamika politik dan ekonomi di daerah tersebut.

Pengaruh Kekuatan Kolonial dan Era Penjajahan Prancis: Pada abad ke-19, Prancis mulai memperluas pengaruh kolonialnya di wilayah Mali. Pada tahun 1892, Mali menjadi bagian dari Sudan Prancis. Era penjajahan Prancis membawa dampak besar terhadap masyarakat dan budaya Mali. Eksploitasi sumber daya alam dan pemaksaan sistem kerja paksa menjadi kenyataan yang sulit dihadapi oleh penduduk Mali.

Perjuangan Menuju Kemerdekaan dan Era Modern: Setelah Perang Dunia II, gelombang perjuangan kemerdekaan melanda Afrika, dan Mali tidak terkecuali. Pada tahun 1960, Mali meraih kemerdekaan dari Prancis di bawah kepemimpinan Presiden Modibo Keïta. Namun, perjalanan menuju stabilitas politik dan ekonomi tidak selalu mulus. Mali menghadapi tantangan internal dan eksternal, termasuk krisis ekonomi dan konflik bersenjata.

Periode Kontemporer: Demokrasi dan Tantangan Keamanan: Mali menjalani sejarah kontemporer yang mencakup penerapan sistem demokrasi multipartai pada tahun 1991. Namun, tetap ada tantangan besar, termasuk konflik bersenjata di wilayah utara yang melibatkan kelompok pemberontak dan kehadiran kelompok teroris. Upaya-upaya untuk mencapai stabilitas dan pembangunan berkelanjutan terus menjadi fokus dalam menghadapi dinamika kompleks di tingkat nasional dan regional.

Sejarah Mali adalah kisah kejayaan, kekayaan, dan kontribusi luar biasa terhadap peradaban manusia. Dari kerajaan-kerajaan yang megah hingga periode modern yang penuh tantangan, Mali tetap menjadi bagian integral dari pewarisan budaya dan sejarah yang membanggakan di Afrika Barat.

Kekayaan Budaya Mali: Melodi Multikultural di Tepi Sungai Niger

Budaya Mali mencerminkan keberagaman etnis, sejarah panjang, dan warisan kekayaan yang mengakar dalam tradisi. Dari seni pertunjukan hingga kerajinan tangan, kehidupan sehari-hari hingga perayaan, budaya Mali adalah himpunan unik yang memperkaya dunia dengan nuansa dan warna yang istimewa.  Mari kita eksplorasi keunikan budaya Mali yang menakjubkan:

Keberagaman Etnis dan Bahasa: Mali menjadi rumah bagi sejumlah kelompok etnis yang berbeda, termasuk Bambara, Fulani, Songhai, dan Tuareg. Setiap kelompok etnis membawa ke dalam kebudayaan Mali ciri khasnya, seperti bahasa, tarian, dan pakaian tradisional. Bahasa Bambara adalah salah satu bahasa utama yang digunakan di Mali, sementara bahasa seperti Songhai dan Tamasheq juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kesenian Kriatif Dogon: Suku Dogon, yang tinggal di wilayah tebing escarpment, terkenal dengan seni ukiran patung-patung mereka. Patung-patung ini mencerminkan kepercayaan spiritual mereka, termasuk kepercayaan terhadap roh leluhur dan mahluk-mahluk mitologis.

Seni Pertunjukan: Seni pertunjukan di Mali mencakup berbagai bentuk, mulai dari tarian tradisional hingga musik yang memukau. Mali adalah tempat kelahiran genre musik blues Afrika Barat yang dikenal sebagai "Desert Blues." Grup musik seperti Tinariwen, yang berasal dari kelompok etnis Tuareg, telah mendunia dengan melodi unik mereka yang menggabungkan tradisi dan modernitas. Selain itu, Seniman-seniman seperti Ali Farka Touré dan Amadou & Mariam telah juga membawa musik Mali ke panggung internasional. Ada juga, Musik Griot, genre musik tradisional Mali, memiliki peran penting dalam menyampaikan sejarah dan cerita rakyat. Alunan kora, instrumen senar khas Mali, sering menemani lirik-lirik yang menceritakan kisah kebesaran kekaisaran, perjalanan pahlawan, dan nilai-nilai budaya. Musik Griot tidak hanya hiburan, tetapi juga sarana untuk melestarikan dan mentransmisikan warisan lisan. Tarian tradisional Mali, seperti tarian mask, diiringi oleh ritme musik yang menggugah semangat. Gerakan-gerakan yang anggun dan makna simbolis di balik setiap tarian menciptakan pengalaman yang mendalam. Tarian bukan hanya bentuk seni, tetapi juga menjadi cara untuk memperingati peristiwa penting, seperti panen atau upacara keagamaan.

Perayaan dan Festival yang Meriah: Festival dan perayaan adalah bagian integral dari budaya Mali. Festival Desert di Timbuktu adalah salah satu acara terkenal yang menarik pengunjung dari seluruh dunia. Selain itu, festival seperti Festival sur le Niger dan Festival au Désert merayakan warisan budaya Mali melalui pertunjukan seni, musik, dan pameran kerajinan tangan.

Seni Rupa dan Kerajinan Tangan: Seni rupa dan kerajinan tangan di Mali mencerminkan keindahan estetika tradisional. Lukisan dan ukiran kayu, terutama yang ditemukan di masjid-masjid bersejarah seperti di Djenné, menampilkan keindahan geometris dan simbol-simbol agama. Kerajinan tangan seperti tenun, anyaman, dan ukiran logam adalah warisan keterampilan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Kuliner Mali: Kuliner Mali menggabungkan pengaruh lokal dengan rempah-rempah yang kaya. Makanan seperti jollof rice, mafé (hidangan kacang tanah), dan kola nut menciptakan pengalaman kuliner yang autentik. Bagi masyarakat Mali, berbagi hidangan bersama keluarga dan tetangga adalah bagian integral dari budaya mereka.

Pakaian Tradisional yang Berwarna-warni: Pakaian tradisional di Mali mencerminkan identitas etnis dan status sosial. Kain-kain berwarna-warni dan kain khusus Bogolan digunakan untuk membuat pakaian yang mencerminkan kekayaan budaya. Pakaian tradisional ini sering dikenakan pada acara-acara khusus seperti pernikahan, festival, atau upacara adat.

Kepercayaan dan Upacara Adat: Praktik keagamaan dan upacara adat memainkan peran penting dalam budaya Mali. Mayoritas penduduk Mali menganut Islam, dan kota-kota seperti Timbuktu terkenal sebagai pusat pembelajaran Islam tradisional. Upacara adat seperti pernikahan, upacara inisiasi, dan perayaan kelahiran menjadi momen-momen penting yang dihormati dan dirayakan dengan penuh semangat.

Warisan Arsitektur Tanah yang Unik: Arsitektur tanah, khususnya di kota Djenné, adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Mali. Masjid Djenné, yang terbuat dari lumpur dan kayu, menjadi salah satu contoh megahnya seni arsitektur tanah yang dihargai dan dijaga oleh masyarakat setempat.

Pengaruh Islam dalam Keseharian: Islam memiliki pengaruh signifikan dalam kehidupan sehari-hari di Mali. Selain sebagai landasan moral dan spiritual, Islam juga mempengaruhi seni, arsitektur, dan tradisi masyarakat. Upacara dan perayaan keagamaan menjadi momen untuk memperkuat ikatan komunitas dan meningkatkan nilai-nilai keislaman.

Keramahan: Budaya Mali dikenal karena keramahan dan kehangatan masyarakatnya. Tamu dihormati, dan pertemuan sosial seringkali diiringi dengan musik dan tarian tradisional. Ini menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat, di mana pertukaran budaya dan cerita menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Budaya Mali tidak hanya hidup dalam masa lalu, tetapi juga terus berkembang di tengah dinamika kehidupan modern. Dengan keanekaragaman seni dan warisan budaya yang dimilikinya, Mali menjadi ladang kreativitas yang tak pernah habis dan memberikan kontribusi yang tak terhingga terhadap kekayaan budaya dunia. Mari kita telusuri beberapa aspek ekonomi Mali:

Ekonomi Mali: Tantangan dan Potensi Pembangunan

Ekonomi Mali mencerminkan tantangan yang kompleks dan potensi pembangunan yang besar. Dengan sejarah pertanian yang kuat, sektor pertambangan yang berkembang, dan upaya untuk meningkatkan sektor-sektor lain, Mali menghadapi tantangan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pertanian sebagai Pilar Utama: Pertanian memainkan peran kunci dalam ekonomi Mali, menyediakan mata pencaharian bagi sebagian besar penduduk. Sekitar 80% penduduk Mali terlibat dalam kegiatan pertanian, terutama di sektor pertanian subsisten. Tanaman utama meliputi gandum, jagung, dan kapas. Namun, pertanian di Mali sering menghadapi tantangan seperti iklim yang tidak stabil, tanah yang kurang subur, dan kurangnya teknologi pertanian yang canggih.

Sektor Tambang yang Potensial: Sektor pertambangan, terutama pertambangan emas dan berlian, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Mali. Emas, khususnya, menjadi sumber devisa utama negara ini. Namun, fluktuasi harga komoditas di pasar global dapat memberikan dampak yang signifikan pada pendapatan negara. Oleh karena itu, diversifikasi ekonomi menjadi fokus penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.

Tantangan Infrastruktur dan Akses Pasar: Infrastruktur yang terbatas dan akses terhadap pasar merupakan tantangan utama dalam pengembangan ekonomi Mali. Kurangnya jaringan transportasi yang efisien, baik darat maupun sungai, dapat membatasi pergerakan barang dan layanan. Peningkatan infrastruktur menjadi kunci untuk membuka potensi ekonomi yang lebih besar dan meningkatkan konektivitas dengan pasar regional dan internasional.

Pertumbuhan Penduduk dan Lapangan Pekerjaan: Pertumbuhan penduduk yang cepat menjadi tantangan ekonomi di Mali. Dengan banyaknya tenaga kerja yang masuk ke pasar, diperlukan upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup dan meningkatkan produktivitas. Pelatihan keterampilan, pengembangan sektor-sektor non-pertanian, dan promosi kewirausahaan menjadi strategi penting untuk mengatasi tantangan ini.

Keuangan dan Inklusi Keuangan: Sistem keuangan di Mali masih menghadapi tantangan dalam mencapai inklusi keuangan yang lebih besar. Banyak penduduk masih belum memiliki akses yang memadai ke layanan keuangan formal. Peningkatan akses ke perbankan dan layanan keuangan mikro menjadi kunci untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Peningkatan Sektor Industri dan Manufaktur: Pengembangan sektor industri dan manufaktur menjadi strategi untuk meningkatkan nilai tambah dalam ekonomi Mali. Dengan meningkatkan produksi barang dan jasa lokal, Mali dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik. Ini juga membantu mengarahkan ekonomi ke arah yang lebih berkelanjutan.

Keterlibatan dalam Kerjasama Regional: Mali aktif terlibat dalam kerjasama ekonomi regional melalui partisipasinya dalam Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS). Kerjasama ini membuka peluang untuk perdagangan lintas batas dan pertukaran ekonomi yang lebih luas di Afrika Barat.

Tantangan Keamanan dan Investasi Asing: Situasi keamanan yang tidak stabil di beberapa wilayah Mali telah menjadi hambatan untuk investasi asing dan pengembangan ekonomi. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil, peningkatan keamanan menjadi prioritas. Upaya untuk menangani konflik bersenjata dan meningkatkan stabilitas politik sangat penting untuk menarik investasi dan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

Pembangunan Manusia dan Pendidikan: Investasi dalam sumber daya manusia, terutama melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan, menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan yang berkualitas dapat membuka pintu peluang bagi generasi mendatang dan meningkatkan daya saing ekonomi Mali di tingkat global.

Meskipun dihadapkan pada tantangan yang signifikan, Mali terus berusaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alamnya dan mengatasi kendala-kendala struktural. Dengan dukungan domestik dan internasional, Mali dapat merajut masa depan yang lebih makmur bagi warganya.

Pariwisata Mali: Membuka Khazanah Budaya di Jantung Afrika

Mali, dengan sejarah kuno dan kekayaan budayanya, menawarkan pengalaman pariwisata yang unik. Dari kota-kota bersejarah hingga perayaan budaya yang meriah, Mali mengajak wisatawan untuk menjelajahi keindahan dan keajaiban di jantung Afrika. Mari kita terjun ke dalam pesona pariwisata Mali:

Timbuktu: Permata Bersejarah di Gurun Sahara: Timbuktu, yang dikenal sebagai "Permata Gurun," adalah kota bersejarah yang menjadi pusat perdagangan dan pembelajaran di masa lalu. Terkenal dengan masjid-masjid kuno dan perpustakaan bersejarah, Timbuktu menawarkan pengalaman budaya yang tak terlupakan. Wisatawan dapat mengunjungi Masjid Sankoré, yang menjadi pusat keilmuan Islam pada abad pertengahan.

Festival Desert di Essakane: Festival Desert adalah acara seni dan musik yang diadakan di gurun di sekitar Timbuktu. Festival ini mengumpulkan musisi lokal dan internasional untuk tampil di bawah langit terbuka. Pengunjung dapat merasakan getaran musik yang khas Mali sambil bersantai di tengah keindahan gurun Sahara.

Kota Djenné: Arsitektur Tanah yang Megah: Djenné, yang terletak di tepi Sungai Niger, terkenal dengan arsitektur tanahnya yang unik. Masjid Djenné, yang terbuat dari lumpur dan kayu, menjadi situs warisan dunia UNESCO. Wisatawan dapat mengagumi keindahan arsitektur tanah yang kuno dan menghadiri pasar tradisional di kota ini.

Jenne-Jeno: Situs Arkeologi Kuno yang Menakjubkan Jenne-Jeno, terletak di tepi Sungai Niger, adalah situs arkeologi yang memberikan wawasan tentang perkembangan permukiman manusia di Mali selama ribuan tahun. Peninggalan kuno di tempat ini mencakup sisa-sisa bangunan, peralatan rumah tangga, dan barang-barang seni.

Sungai Niger: Petualangan di Air: Sungai Niger, yang melintasi Mali, menjadi jalur air penting untuk transportasi dan juga destinasi pariwisata yang menakjubkan. Perjalanan sungai menawarkan pemandangan alam yang spektakuler, melewati desa-desa tradisional, sawah hijau, dan hutan-hutan yang indah. Cruise sungai memberikan pengalaman yang santai dan memungkinkan para pelancong untuk merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat pinggiran sungai.

Kota Mopti: Hubungan Budaya dan Perdagangan: Mopti, yang terletak di pertemuan Sungai Niger dan Sungai Bani, adalah kota pelabuhan penting dan pusat perdagangan tradisional. Kota ini menawarkan pengalaman yang unik dengan suasana yang kaya akan warna dan kehidupan. Pasar Mopti adalah tempat yang sibuk, di mana wisatawan dapat menjelajahi kerajinan tangan, pakaian tradisional, dan hasil pertanian lokal.

Kota Segou: Warisan Budaya dan Seni: Segou, salah satu kota tertua di Mali, adalah pusat kebudayaan dan seni. Di sini, wisatawan dapat menikmati pertunjukan tari tradisional, pameran seni, dan mengunjungi desa-desa kerajinan tangan yang menghasilkan produk-produk unik.

Kuil Aga Khan: Keindahan Arsitektur Islam di Bamako: Kuil Aga Khan di Bamako adalah contoh arsitektur Islam yang menakjubkan. Dengan ornamen dan desain yang indah, kuil ini menjadi tempat ibadah dan kecantikan arsitektur yang menggambarkan harmoni antara spiritualitas dan seni.

Gua Teri Laani: Gua Teri Laani, yang terletak di kawasan Bandiagara, merupakan warisan budaya dunia UNESCO. Gua ini menampilkan lukisan-lukisan dinding prasejarah yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan masyarakat pra-sejarah. 

Dogon Country: Keajaiban Alam dan Warisan Budaya: Dogon Country, yang terletak di Pegunungan Hombori, menawarkan kombinasi yang menakjubkan antara keindahan alam dan warisan budaya. Desa-desa Dogon yang terpencar di tebing-tebing batu, tradisi tarian dan musik mereka, serta pemandangan pegunungan yang dramatis menjadikan Dogon Country destinasi yang sangat menarik.

Parc National de Mali-Folke Filipe: Keindahan Alam yang Menakjubkan: Bagi pencinta alam, Parc National de Mali-Folke Filipe adalah surga tersembunyi. Taman nasional ini menawarkan pengalaman safari yang mempesona dengan keberagaman flora dan fauna, termasuk gajah, jerapah, dan berbagai spesies burung.

Reserva de la Biosfera de la Mariposa Monarca: Keajaiban Alam dan Ekosistem Unik: Reserva de la Biosfera de la Mariposa Monarca, atau Taman Kupu-kupu Monark, adalah tempat berhentinya para migran Monark yang menakjubkan. Terletak di Mali bagian utara, taman ini menyajikan pemandangan alam yang luar biasa dan menjadi destinasi unik untuk para pengamat burung.

Gurun Sahara dan Pengalaman Berkemah: Bagi para petualang, Mali menawarkan pengalaman berkemah di tengah keindahan gurun Sahara. Melihat matahari terbenam dan terbit di padang pasir yang luas, bersama dengan perjalanan konvoi karavan yang menakjubkan, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.

Kota Kayes: Jejak Kolonial dan Air Terjun Félou: Kota Kayes, yang terletak di barat Mali, menyajikan warisan kolonial Prancis yang menarik. Wisatawan dapat menjelajahi bangunan-bangunan bersejarah dan melihat Air Terjun Félou yang megah, sebuah destinasi yang menawan bagi pencinta alam.

Meskipun pariwisata Mali memiliki potensi besar, tantangan keamanan regional dan infrastruktur yang belum sepenuhnya berkembang masih menjadi kendala. Namun, dengan upaya yang tepat dalam pemeliharaan dan pengembangan sektor pariwisata, Mali memiliki potensi untuk menjadi destinasi yang menawan bagi para pelancong yang mencari petualangan dan pengetahuan budaya.

Kesimpulan:

Mali, dengan sejarahnya yang megah, kekayaan budayanya, dinamika ekonominya, dan potensi pariwisatanya, mengajak kita untuk mengeksplorasi keajaiban yang tersembunyi. Dari gurun pasir yang mempesona hingga kota-kota bersejarah yang mencengangkan, Mali memeluk kita dengan pesona yang tak terlupakan. Dalam setiap langkah, kita dapat merasakan denyut jantung Mali yang kaya dan berwarna. Mari bersama-sama menjelajahi negeri ini dan merayakan keindahan Mali yang jarang terdengar di panggung dunia.

Sumber:

Central Intelligence Agency - The World Factbook: Mali. https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/mali/

"Tourism in Mali." Lonely Planet.  https://www.lonelyplanet.com/mali

"Mali: Economy Overview." The World Bank.  https://data.worldbank.org/country/mali.

"Mali." Encyclopædia Britannica.  https://www.britannica.com/place/Mali-country-Africa

Sumber Gambar Bendera Negara:

https://en.wikipedia.org/wiki/Mali#/media/File:Flag_of_Mali.svg